- Religius-kah (salihkah) orang Indonesia? Sholat yang benar akan mencegah perbuatan keji dan mungkar. Kalau sholat jalan, perbuatan keji dan munkar jalan, berarti ada yang salah dengan sholatnya.
- Seharusnya orang yang lebih religius adalah orang yang lebih professional. Kalau bisa shalat tepat waktu, harusnya datang kerja juga tepat waktu. Kalau kesalihan tidak nyambung dengan profesionalitas, missing link nya ada dimana ya?
- Kenapa rata2 negara maju dan kaya penduduknya cenderung abai dengan agama ya?
- Ayo belajar ekonomi dan Islam. Kalau ada di antara sampeyan2 yang masih percaya omongan Jusuf Kalla (misalnya manggut2 setuju dengan omongan beliau di sini ) atau kesengsem sama jargon kerakyatan Prabowo atau Amien Rais, kalau kata buku ini , kayaknya cita - cita negara yang sejahtera masih lama kesampaiannya. Kalau ga sejahtera, (berarti miskin), kata Rasul SAW, kita bakal dekat dengan kekufuran.
Otak-ku langsung Klik hyperlink Statemen Karl Marx, "Agama adalah Candu". Kemudian muncul pertanyaan, benar ga ya aforisme Karl Marx yang cukup terkenal ini?.
Kucoba browsing masa-masa kehidupan Karl Marx ketika mengeluarkan statement itu. Menari-nari dalam pikiranku bahwa ketika mengungkapkan hal tersebut Marx telah memberikan penilaian terhadap situasi masyarakat di sekitarnya. Karena ku tahu persis, si Pakde Marx ini adalah seorang Filsuf, pengamat sosial yang tajam.
Kuyakini, yang dinilai oleh Pakde Marx adalah suasana masyarakat agamis yang diwakili oleh komunitas gereja pada saat itu yang sangat egosentris dan menghalangi kemajuan daya kreasi pemikiran manusia. namun kutak teryakini, apakah komunitas gereja saja yang dinilai sehingga ia menggeneralisasi egosentris gereja ke dalam spektrum seluruh agama yang ada di muka bumi, atau tidak menutup kemungkinan tren sufistik yang pada saat itu sedang booming di kalangan Islam juga punya andil munculnya aforisme Pakde Marx yang demikian.
tapi aku ga mau Ribet, Conditionally, omongan Karl Marx ada benarnya. Coba aja lihat, (aku ambil contoh orang Muslim aja, soale aku Muslim), Orang yang hidupnya hanya beribadah terus sepanjang hari pasti dia ga maju. Apalagi orang yang ber-uzlah selama berhari-hari, berbulan-bulan, dengan alasan kedekatan kepada Sang Khalik akan tercipta ketika mengasingkan diri untuk beribadah.
Tapi, Conditional lainnya, Omongan Karl Marx ga bisa digeneralisasi. Contoh, (lagi-lagi orang muslim yang aku ambil contohnya). Rasulullah SAW beserta Khulafa Rasyidin sebagai generasi murni ajaran Islam, Aforisme Karl Marx ga masuk. Mereka beribadah dengan sangat giat melebihi kualitas ibadah orang-orang Muslim yang hidup saat ini. Tapi, mereka bermasyarakat, mereka membangun perekonomian, Membangun kekuatan militer, Ga pake uzlah-uzlahan segala, ga pernah puasa mutih, ga pernah ngasih sesembahan atau bid'ah-bid'ah lainnya.
Jadi, Aforisme Karl Marx itu (AGAMA adalah CANDU) tidak berlaku umum. Ga bisa diterapkan jika dikaitkan dengan ajaran Islam yang shahih yang dipraktekkan oleh Generasi Islam pertama. Mungkin kalo sekarang, bisa aja Islam itu jadi candu. Misalnya, terhadap orang yang suka banget dengan ritual-ritual dzikir sehingga lupa diri, tanggung jawab keluarga, dan kewajiban berbangsa dan bernegaranya.
ya.. missing link-nya adalah pemahaman yang keliru dari para pemeluk Agama (Islam), kalo agama lain, I dont have capability in judging other religion.